Perjalanan masa lalu bukan hanya sekedar
peristiwa yang bisa dijadikan kenangan manis atau pahit belaka. Masa lalu bisa
dijadikan pelajaran yang sangat berharga untuk merancang sebuah masa depan.
Karena, orang yang tidak bisa belajar dari masa lalu, maka dia tidak akan
memiliki masa depan. Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap hari memerhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)…” (Al Hasyr: 18)
Hal ini tentunya juga bagi perjalanan sebuah
bangsa. Setiap bangsa memiliki sejarahnya masing-masing, dan yang besar tidak
akan melupakan sejarahnya. Karena dari sejarahlah bangsa itu belajar membangun masa
depannya.
Itu pulalah yang dikatakan oleh presiden
republik Indonesia pertama, Soekarno. Ungkapannya sampai saat ini selalu terngiang-ngiang di telinga kita, “jasmerah” jangan
sekali-kali melupakan sejarah. Sejarah sebuah bangsa adalah cermin untuk
berkaca. Bukan saja untuk melihat kebaikan-kebaikan yang harus dipertahankan,
namun juga melihat kesalahan-kesalahannya agar tidak terulang lagi di masa
mendatang. Agar suatu bangsa tidak akan terjatuh pada lubang yang sama.
Bangsa Indonesia memiliki sejarah panjang dan berliku dan
penuh warna. Ada kalanya bangsa ini menggapai kejayaan yang luar biasa, namun
pernah pula ini mengalami krisis hebat yang dampaknya sangat dirasakan bagi
rakyat dalam jangka waktu yang lama. Bahkan sadar atau tidak, rakyat Indonesia
masih menanggung efek dari krisis yang tercipta dalam satu fase perjalanan itu.
Maka, belajar dari sejarah menjadi sangat penting untuk
merenda masa depan bangsa. Jangan sampai kita terjatuh berkali-kali dalam
lubang yang sama. Karena kalau itu terjadi, kita tidak akan mampu mewujudkan
kemajuan. Mari melihar perjalanan masa lalu itu. Apa yang menyebabkan bangsa
ini terpuruk ? Apa yang menyebabkannya sampai saat ini tidak mampu berdiri di
atas kakinya sendiri ? Apa yang menyebabkan sebagian besar rakyat kehilangan
hak untuk mendapatkan kesejahteraan hidup ?
Sejarah terus bergulir. Pemimpin terus berganti. Dan
rakyatlah yang sebenarnya menentukan takdir bagi bangsanya sendiri. Selama
rakyat ini tidak mampu belajar dari sejarah, selama bangsa ini tidak mau
berubah dalam memilih pemimpin-pemimpinnya, maka jangan diharapkan ada
perubahan. “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib sebuah kaum jikalau
kaum itu tidak mau merubah nasibnya sendiri” (Ar-Ra’d: 11)
Jangan menjadi bangsa pelupa. Lihatlah siapa yang membawa
bangsa ini semakin terpuruk. Siapa yang membuat rakyat ini semakin menderita.
Siapa orang-orang yang menabur benih-benih korupsi yang menggerogoti kehebatan
negeri. Seandainya kita mampu belajar dari sejarah itu, maka insya Allah
kesejahteraan, kemakmuran, keberkahan, dan kejayaan negeri ini tidak lama lagi
segera terwujud.
0 Comment "JANGAN MENJADI BANGSA PELUPA"
Post a Comment