1. Tentukan lokasi masjid/langgar atau rumah yang akan diukur arah kiblatnya.
2. Ambil lokasi yang bisa menerima sinar matahari, bisa di dalam masjid atau di halaman masjid. Yang penting tempat tersebut datar dan bisa mendapatkan sinar Matahari saat bayangan matahari menghadap ke arah qiblat.
3. Siapkan jam/arloji yang sudah dicocokkan/dikalibrasi waktunya secara tepat, baik jam, menit maupun detiknya dengan radio/ televisi/ internet atau telpon ke 103.
4. Sediakan tongkat lurus panjang 1 meter. Pasang tongkat tersebut di lokasi yang datar secara vertikal (benar-benar vertikal) Akan lebih bagus jika menggunakan benang atau tali yang diberi bandul(lot tukang batu) sehingga benar-benar tegak vertikal.
5. Tunggu sampai pukul 16:18 WIB untuk tanggal 28 Mei dan pukul 16:27 WIB untuk tanggal 16 Juli. Usahakan pengukuran tepat pada jam tersebut, semakin tepat semakin benar pengukurannya. Jika tidak bisa secara tepat pada jam tersbut, usahakan jangan sampai selisih lebih dari 2 menit.
Contoh: Kita akan mengukur qiblat menggunakan bayangan matahari pada tanggal 28 Mei 2011, pasang benang beserta bandulnya pada tiang penyangga. Usahakan benang bandul tidak bergerak karena terpaan angin. Tunggu sampai 16:18 WIB ketika tepat pada jam tersebut tandailah bayangan matahari tersebut dengan spidol maupun penggaris. Maka, itulah arah kiblat yang sebenarnya.
Oleh: Ibnu Zahid Abdo el-Moeid
Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Gresik
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Comment "Teknik Menentukan Arah Kiblat Menggunakan Bayangan Matahari"
Post a Comment